Jumat, 08 Juni 2012

LEAK MEYOGA DIKALA PURNAMA

LEAK MEYOGA DIKALA PURNAMA
Drs.Kadek Yudhiantara,MAP (Guru Besar  Maruti Suta-Bali, Pendiri Bali Yoga Center)

TERKAIT HARI PURNAMA,APAKAH LEAK MEMAKNAI HARI SUCI INI SECARA KHUSUS?
Secara umum Purnama dan Tilem diyakini sebagai hari suci,dimana banyak aktivitas rerahinan/yadnya dilakukan pada hari ini termasuk upaya penyucian diri/ mahening hening,amupug raga wighna ring sarira, metirta gocara dan berbagai bentuk pemujaan kehadapan Hyang Widhi. Purnama dikaitkan dengan Peyogaan Sanghyang Wulan/Candra,sedangkan Tilem dihubungkan dengan hari peyogaan Sanghyang Surya. Surya-Candra atau Purnama Tilem,keduanya ini sering pula disebut hari pesucian Sanghyang Rwa-bhineda. Salah satu ritual unik yang secara tradisional dipercaya dilakukan oleh pengikut wama marga atau penganut paham black magic (penekun aji ugig) pada saat bulan purnama adalah melakukan latihan mengasah daya cipta yang sangat diperlukan untuk mempertajam kemampuan aji pengacep yang dimilikinya. Hal ini dilakukan dengan menatap bentuk Sanghyang Candra (bulan) itu saat tengah malam,kemudian memvisualnya dalam selaning lelata.tentu saja ritual khusus ini dilakukan secara sembunyi sembunyi agar tidak mengundang perhatian. Kepercayaan yang berkembang di masyarakat juga menyebutkan bahwa pada saat melakukan ritual menatap Sanghyang Candra itu,penganut leyak pada tingkat tertentu terlebih dahulu malin rupa menjadi “bojog” atau semacamnya.Mungkin atas dasar kepercayaan tersebut ada mitos yang berkembang ditengah masyarakat, “ade bojog mebalih bulan”.
Sebenarnya latihan memfokuskan daya cipta seperti menatap obyek tunggal (bulan,api dupa,titik,dsb-nya) itu merupakan salah satu tahap dalam ajaran astangga yoga yang disebut dharanam.Salah satu cara melakukan dharanam ini adalah dengan jalan menatap obyek tunggal tanpa berkedip untuk mengikat pikiran agar tercapai pemusatan konsentrasi. Latihan ini disebut trataka.Ungkapan “bojog mebalih bulan” itu juga bisa dimaknai sebagai “leyak meyoga’ nunggalang idep amuja Sanghyang Candra yang sangat bermanfaat bagi peningkatan daya cipta bathin. Karena, apakah itu Ilmu Hitam,apalagi Ilmu Putih sangat bertumpu pada kekuatan daya cipta bathin pelakunya.
Sebagai ilustrasi dari pentingnya upaya menguatkan dayacipta bathin ini,karena hakekat ilmu pangleyakan yang sesungguhnya bersifat malin rupa itu,tidak terlepas dari pemusatan cipta atau visualisasi.Berikut ini contohnya,sebagaimana disebutkan dalam wewarah Brahma Lebur Sangsa :

Iki tingkahe mangda dadi binarupa,katon dening wong sabumi; iki pradatanya,away hima hima ring payogan.Sane metu ring sarira gnahnya mider bwana,lwirnya :
Papusuwan ngaran purwa,ika dadi lembu
Peparu dadi singa,kelod kangin
Atine dadi barong,kelod unggwanya
Usus agung dadi warak,kelod kawuh unggwanya
Ungsilane dadi nagha pasa,kawuh unggwanya
Amprune dadi raksasa,kaja unggwanya
Jajaringane dadi garuda kaja kangin unggwanya
Tumpukan papuswane dadi kala mretyu,ring madya unggwanya.
Telas kapidartta uttamaning manusa saktine mungguh ring sarira kabeh,sarwwaning tan pasastra,sakewala idep ngalepasing sastra uttama.

BAGAIMANA PADA SAAT HARI TILEM

Sedangkan pada saat tilem, teristimewa yang terkait dengan mitos pengleyakan adalah tilem kesanga.Tilem kesanga ini dipercaya sebagai hari pesucian Bhatara Baruna dan kekuatan kekuatan Beliau lainnya yang bersthana di Pusat Samudra.Jika Bhatara Baruna berhasil dipuaskan dengan yadnya pada saat itu, Beliau akan membawakan sarining amerta kamandalu kepada pemujaNya.Amerta Kamandalu adalah intisari air hidup yang kekal.Mencapai Hidup yang kekal (sukha tanpawali duhka) adalah dambaan setiap insan Hindu sesuai dengan ajaran sastra agama.Mungkin atas dasar ini pula, ada kepercayaan dalam masyarakat bahwa Penganut Leyakpun medewesraya pada saat tilem dengan tujuan yang sama yakni untuk mendapatkan waranugraha keabadian hidup.
Tapi ada juga pendapat lain yang berkembang,yang mengatakan pada saat tilem kesanga tersebut dilakukan upacara semacam “ujian skripsi” dan “wisudha” dalam jagat perleyakan.Konon,pada saat itulah sang guru leyak dalam struktur hirarki yang tertinggi,diikuti para elit perleyakan dalam silsilah aguron guron mereka, menggelar rapat pleno tertutup.Dalam sidang pleno itulah khabarnya murid murid leyak, nyihnayang bhakti ring ida “ nabe leyak” dengan menampilkan sesolahan (semacam atraksi keahlian,malin rupa) pada tingkatannya masing masing dan khusus kepada mereka yang menjalankan aji pedestyan, akan menunjukkan bukti bukti kesuksesannya (berupa jumlah korban manusia yang berhasil termangsa melalui aji pedestyan yang dimilikinya) selama beroperasi mengamalkan ilmunya. Tentu saja ada penilaian disitu,ada yang lulus ada pula yang tidak.Yang lulus akan diwisuda dan mendapat kenaikan pangkat,sedangkan yang gagal harus siap menerima sanksi. Kalau saja seremonial tahunan yang dirayakan leyak ini benar, tampaknya masuk akal juga,karena,bukankah keesokan harinya umat akan merayakan Tahun Baru Saka?Jadi pada Tilem Kesanga itu,mereka melakukan tawur agung tutup tahun???
APAKAH KAUM LEYAK JUGA MELAKUKAN RITUAL KHUSUS PADA HARI HARI TERTENTU?
Manusia memiliki sumber kekuatan ghaib yang tersembunyi didalam dirinya.Kekuatan ghaib itu sering disebut tenaga dalam,daya supranatural,daya metafisika atau kekuatan bathin. Meskipun demikian,tidak semua orang dapat memanipulasinya untuk berbagai tujuan.Perlu disiplin atau lelaku tertentu yang cukup keras,sebelum kekuatan ghaib itu dapat dikuasainya.Apakah untuk tujuan positip ataupun sebaliknya. Demikian pula untuk dapat menguasai ilmu sihir/penestyan. Untuk memiliki kemampuan penestyan misalnya,tentu memerlukan proses pematangan bathin dengan menjalani ritual tertentu, melengkapi beberapa persayaratan terkait dengan ritual tersebut (banten,dll) .Disamping itu,ada hari hari istimewa yang diyakini dapat memberikan keberhasilan dalam melakukan ritual khusus untuk tujuan tujuan tertentu.Beberapa contohnya adalah : misal untuk masang aji pengedeg desti atau melas ang anak mekurenan biasanya dipilih hari Sukra Paing atau Sukra umanis,dimana pekerjaan masang srana yang diperlukan untuk tujuan itu,biasanya dilakukan pada saat wraspati wage.Sedangkan pada saat seseorang mulai belajar ilmu biasanya memilih hari Redite dan Sukra pon atau redite kliwon untuk ngrangsuk lan ngregepang guna supaya siddha mandi.

BAGAIMANA MEMAHAMI KEBERADAAN MAGIC DITENGAH MASYARAKAT KITA?

Dalam komunitas social yang bercorak relegio magis,kehidupan masyarakat tidak bisa dilepaskan dari keyakinan akan adanya kekuatan ghaib.Kepercayaan terhadap kekuatan ghaib baik yang bersumber dari alam maupun yang merupakan produk bathin manusia telah berlangsung selama berabad abad.Kepercayaan yang berhubungan dengan kekuatan alam, kesaktian roh leluhur,magic serta kuasa supranatural lainnya telah tumbuh subur sejalan dengan paham dinamisme dan animisme.
Masyarakat Bali yang memiliki corak budaya relegio magis yang sangat kental,juga tidak luput dari kepercayaan akan kekuatan ghaib yang disebut magic.Jika didaerah lain kita mengenal istilah istilah seperti Santet,Sihir,Selak,Suanggi dan sebagainya,masyarakat Bali tentu tidak asing dengan istilah leak,guna guna,desti teluh dan teranjana.Istilah istilah ini memang berkonotasi negatif dan secara tradisional popular disebut PENGIWA.Sedangkan kekuatan magic yang bersifat kebalikannya sering disebut sebagai PENENGEN.
Pada dasarnya,kekuatan MAGIC tidaklah bersifat PUTIH ATAU HITAM.Motivasi manusia yang berbeda dalam mengolah dan menggunakan MAGIC dalam kehidupan itulah yang membuat MAGIC bersifat hitam atau putih,beraliran KIWA atau PENENGEN.Keberadaan paham magic,Kiwa dan Tengen ini telah melengkapi hubungan bipolar dalam kehidupan masyarakat sejalan dengan garis kebijaksanaan hindu purba (sanatana dharma) yang disebut RWA BHINEDA.
APAKAH MAGIC ITU?BAGAIMANA MAGIC BISA BERKEMBANG MENJADI PENGIWA DAN PENENGEN?
Magic adalah kekuatan ghaib yang dimiliki oleh seseorang sebagai hasil dari praktek olah bathin dengan metode dan atau lelaku tertentu. Magic adalah kekuatan dan prinsip kekuatan ini bersifat netral.Adanya perbedaan motivasi dan tujuan dalam menjalankan magic,menyebabkan magic kemudian mempunyai warna; hitam atau putih,mempunyai kualitas ; baik atau buruk,dan mempunyai aliran; kiwa atau tengen. Ada penggunaan magic yang dilandasi motivasi positip dengan tujuan memupuk kebaikan ; ini disebut white magic,ilmu putih atau penengen.Adapula penggunaan magic yang dilandasi motivasi negatif dengan tujuan menghancurkan ;ini disebut black magic,ilmu hitam atau secara umum disebut ilmu Pengiwa
Perbedaan diantara kedua ilmu ini, dilukiskan oleh naskah kuno dalam sebuah ilustrasi rerajahan dengan 2 figur sentral Bhatara Guru dan Bhatara Kala.Bhatara Guru memegang Pustaka Petak sedangkan Bhatara Kala memegang Pustaka Cemeng. Kedua pustaka ini kemudian menjadi referensi bagi pengembangan berbagai praktek magic.
Istilah penestyan,yang asal katanya Desti atau sihir,termasuk kedalam kelompok ilmu hitam.Penerapan ilmu penestyan dikelompokkan menjadi : Pertama,penestyan yang dilakukan secara jarak jauh dengan sarana utama berupa acep acepan,disebut Tuju Teluh.Kedua penestyan yang dilakukan dengan sarana utama berupa piranti magis tertentu kemudian ditanam atau ditaburkan pada tempat tempat tertentu,disebut pepasangan.Dan yang ketiga adalah penestyan yang dilakukan bersama sama dengan ilmu pengleakan,yakni melalui proses malin rupa (perubahan wujud),disebut nerangjana.
Desti,Teluh dan Tranjana,atau singkatnya BLACK MAGIC adalah kekuatan penghancuran yang sangat dahsyat.Melalui praktek BLACK MAGIC seseorang yang jiwanya telah diracuni sifat sifat setan (asuri sampat),dengan leluasa bisa melampiaskan murkanya dengan berbagai cara.Para penganut black magic menginginkan kehancuran bagi siapapun yang dianggapnya musuh.Calon korban ini ditetapkan sebagai tumbal amarahnya yang tidak terbendung.Para calon korban dibidik dengan kekuatan ghaib agar bathinnya selalu resah,pikirannya kacau, sehingga kehidupan rumah tangga sang korban jauh dari harmoni.Kekuatan hidupnya-pun ikut “dihisap” hingga sang korban jatuh sakit,bergelimang penderitaan dan akhirnya mati.Memang,black magic adalah perwujudan setan yang harus dihindari oleh siapapun yang menginginkan hidupnya tenang,tenteram dan sejahtera
ADAKAH CARA UNTUK MENANGKAL PENGARUH JAHAT BLACK MAGIC? IKHTIAR APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK MENGHINDARI KEKUATAN BLACK MAGIC ITU?
Pertama dengan jalan menggembleng kekuatan bathin pribadi,apakah melalui latihan OlahTenaga dalam atau dengan menjalani lelaku ilmu supranatural lainnya. Kedua,dengan melakukan sadhana rohani meningkatkan sradha dan bhakti kehadapan Hyang Widhi melalui latihan meditasi,japayogasadhana,dsbnya atau melalui pendalaman, penghayatan dan pengamalan ajaran kerohanian menurut petunjuk sastra agama.
Perbuatan DESTI dan AJI WEGIG lainnya,biasanya dilakukan secara terselubung dan sangat rahasya,sehingga sulit diketahui siapa pelakunya.Meskipun demikian,beberapa tanda tanda ghaib atau gejala yang tidak wajar bisa dipakai petunjuk bahwa pengaruh ilmu sihir/ desti telah bekerja dalam diri sang korban.Berbagai jenis ilmu DESTI tentu dimaksudkan untuk membawa efek negatif yang berbeda.Umumnya pengaruh jahat ilmu desti dikaitkan dengan akibat berupa penyakit yang praktis tidak terdeteksi oleh alat uji klinis atau teknologi medis.

BAGI KORBAN DESTI,BAGAIMANA CARA PEMULIHANNYA?

Bisa dengan jalan minta bantuan dari para ahli supranatural,balyan/dukun yang layak dipercaya atau melakukan pemulihan dengan jalan nunas penglukatan atau penglebur sapakryaning ala langsung dari tempat tempat sacral yang diyakini mempunyai daya magis suci untuk membebaskan seseorang dari efek black magic tersebut.
Di lingkungan para peminat supranatural,istilah istilah seperti pepasangan,acep acepan,penangkeb,tetaneman,upin-upinan,guna,tuju teluh dan tranjana,tentu bukan barang baru.Terlebih bagi para pengikut ilmu PENENGEN,berbagai jenis imu PENGIWA,konon,harus dikenali terlebih dahulu sebagai prasyarat untuk mematangkan ilmu PENENGEN-nya.Ilmu PENGIWA memiliki berbagai ragam cara,sarana dan kelebihan tersendiri tergantung kepada tingkatan ilmu yang dicapai oleh pengikutnya. Dalam kelompok ILMU WEGIG terungkap berbagai nama ilmu sihir yang kedengarannya sangat menyeramkan dan sangat aneh bagi telinga orang awam.Meski demikian dibalik nama ilmu sihir itu,terasa ada kekuatan magis penghancuran yang cukup untuk menggetarkan hati dan menciutkan nyali orang yang mendengarnya.
APA SAJA JENIS JENIS ILMU BLACK MAGIC/DESTI ITU? DAN BAGAIMANA PROSES PEMBUATANNYA?
Ada banyak jenis penestyan dan proses penerapannya juga sangat beragam. Jumlah total jenis jenis ilmu hitam itu sama précis dengan jumlah pikiran buruk manusia. Sebagai contoh,ada yang disebut dengan :
1) DESTI GNI PRAKASA
Jenis penestyan ini menggunakan sarana tetaneman berisi rerajahan dan biasanya dipasang pada halaman atau pekarangan rumah.
2) AJI BLEGODOH
Aji blegodoh merupakan jenis penestyan yang dilakukan dengan sarana rerajahan yang ditulis dengan darah ayam dan dihantarkan secara jarak jauh melalui kekuatan acep acepan.
3) Desti BLANG GUYANG
Biasanya berupa sarana magis apakah terbuat dari bulu/rambut,tanah dan sebagainya,yang dipasang dengan jalan menaburkan pada pekarangan/tempat tertentu.
4) DESTI BUTA GNI LUDRA
Penestyan ini berbetuk tetaneman dan menggunakan porosan sulasih sebagai sarana utamanya.
Disamping itu masih banyak terdapat jenis panestyan yang lain seperti desti Bayu Bajra Sakti,Buta Baksa Bangka,Ula Raja,Mrtyu Jiwa,Buta Sungsang,Buta Mangan Wong,I Sundang Baya,Penestyan Sekar Mas,Buta Karang Suung,Desti Bajra Gni,Bhuta Kalika dan sebagainya.
BAGAIMANA CARA DAN PROSES PEMBANGKITAN KEMAMPUAN DIBIDANG PENESTYAN ITU DIPEROLEH?
Proses transfer ilmu penestyan,sudah tentu dilakukan dalam ritual yang sangat rahasya.Pertama tama,penganut ilmu ini pada malam hari yang telah ditetapkan akan melakukan pemujaan khusus atau medewasraya ring kahyangan ulun setra,aminta sih nugrahan Bhatari Durga,kaping kalih ring pemurtian Ida sane meparab Nini Bhatari Bhagawati, nunas taksun desti; saha ngangge srana bebantenan medaging daksina,jinah,canang 11 tanding,ketipat,asep menyan,arak berem, canang tubungan,burat wangi,pisang mas,gagringsingan,miwah geti geti.
Dalam ritual ini berbagai jenis rajah dan piranti magis lainnya yang diperlukan sangat bervariasi tergantung tujuan dan tingkatan ilmunya.Ada piranti magis penestyan yang dimasukkan kedalam tubuh (maled) namun ada juga penggunaan alat bantu diluar tubuh (sesabukan).
Salah satu media sihir yang sering digunakan oleh pelaku DESTI adalah melalui pepasangan atau tetaneman.Meski termasuk sangat tradisional,cara melepas pengaruh sihir melalui tetaneman adalah cara yang sangat populer. Pengaruh jahat tetaneman umumnya diyakini sangat kuat dan bersifat jangka panjang.Efek negatif yang ditimbulkannya,konon,cukup untuk memporak porandakan harmoni bahtera rumah tangga seseorang atau “menghancurkan hidup”pemilik pekarangan ditempat mana tetaneman itu dipasang.Singkatnya,tujuan utama penestyan adalah penyirnaan atau penghancuran.
Meskipun demikian,setidaknya terdapat 2 hal yang harus dipegang agar seseorang tidak terlalu mencemaskan akibat negatif dari perbuatan desti tersebut.Pertama sebaiknya seseorang berusaha selalu membina pikiran positip dan membangun optimisme hidup. Janganlah terlalu cepat berprasangka atau menghubungkan setiap persoalan yangmungkin sedang dihadapi itu sebagai akibat dari adanya pepasangan atau gangguan black magic.Terlebih dahulu perlu dicermati dengan baik persoalan yang dihadapi itu dengan menggunakan pertimbangan akal sehat.Dan hanya jika,ditempat itu muncul fenomena yang sangat tidak wajar,sebuah gejala yang berada jauh diluar kemampuan daya nalar,barulah ikhtiar supranatural digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah.
Yang kedua, bahwa black magic tidak akan berkuasa menghadapi orang yang hatinya,dihiasi bunga bunga bhakti yang tulus kehadapan Hyang Widhi,atau kepada orang yang menyerahkan perlindungan sepenuhnya kepada Sang Sangkan Paraning Dumadi.Terkait dengan ini,kitab Vedanta (Isa Upanisad) mewahyukan sebuah kebenaran :Isawasyam idam sarwam,sesungguhnya hanya Hyang Widhilah satu satunya penguasa (yang mengendalikan) segala sesuatu didunia ini.Oleh sebab itu,mendekatkan diri kehadapan Hyang Widhi adalah jalan terbaik dan juga,jaminan keselamatan.Om Tat Sat.
Tulisan utuh ada pada buku penulis,berjudul : LEYAK MEYOGA DIKALA PURNAMA (Bunga Rampai Spiritual),penerbit Paramita Surabaya,2009.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar