Minggu, 17 Juni 2012

Sekilas Tentang Shakti Yoga

Dalam buku-buku vedanta, Shakti Yoga berarti jalan-jalan pembebasan dengan memanfaatkan shakti [energi suci]. Seluruh jalan Shakti Yoga pada dasarnya berakar dari ajaran Shivaisme. Shakti berasal dari akar kata shak, yang berarti mendapat energi atau kekuatan. Energi ini digunakan untuk membantu pembersihan bathin kita secara efektif dan cepat. Yang termasuk jalan ini misalnya : Tantra, Kundalini Yoga, Shakta-Shiva, dll. Dan termasuk juga jalan-jalan tantra tradisional Bali seperti Aji Pangliyakan, Aji Pangidep Ati, dll. Dalam Shakti Yoga kita akan sering bertemu dan terlibat dengan hal-hal niskala.



Shakti Yoga adalah bagian dari ajaran tingkat tinggi dalam Hinduism. Disebut ajaran tingkat tinggi karena dengan jalan ini kita bisa merealisasi moksha [pembebasan] secara cepat, cukup hanya dalam satu kelahiran ini saja kita bisa moksha. Akan tetapi jalan ini juga penuh resiko kalau dilaksanakan secara sembarangan. Analoginya seperti memakai jalan tol, kita bisa sampai dengan sangat cepat, tapi kalau mengalami kecelakaan juga sangat-sangat berbahaya. Beberapa bagian dalam ajaran di jalan ini juga mungkin aneh atau tidak biasa bagi kebanyakan orang. Sehingga karena dua sebab inilah [berbahaya dan tidak biasa], umumnya Shakti Yoga ini tertutup, diajarkan secara rahasia, dari guru ke murid. Shakti yoga bagus bagi mereka yang sadhana-nya kuat [keterangan tentang sadhana pada Bab II] -bathin dan kesehariannya sudah bersih-, tapi sangat tidak disarankan bagi mereka yang bathin dan kesehariannya masih kotor.

Mengapa jalan ini disebut berbahaya ? Pertama karena kalau salah saat mengaktifkan shakti [energi] ini, efeknya bisa buruk bagi kita [misalnya : mengalami sindrom kundalini]. Dengan catatan resiko ini bisa banyak berkurang kalau bathin dan keseharian kita sudah bersih. Kedua karena godaan shakti [energi] ini sangat besar, banyak sekali orang yang kemudian terjebak kepada memburu dan mengejar kesaktian dan lupa dengan tujuan sebenarnya yaitu merealisasi pembebasan. Bahkan ada yang terbalik, malah menyalahgunakan shakti [energi] ini untuk tujuan menyakiti. Akibatnya kadang di masyarakat kadang ada sebagian kecil pandangan bahwa spiritual itu identik dengan kesaktian, bahwa semakin sakti seseorang semakin tinggi spiritualnya. Hal ini jelas sangat salah, sebab tingginya tingkat spiritual tidak ada kaitannya dengan kesaktian, tapi dengan kebersihan bathin. Orang biasa yang tidak bisa apa-apa, tapi kalau bathinnya sangat bersih, dia adalah praktisi spiritual tingkat tinggi.

Dalam Shakti Yoga, kalau kita berpraktek secara salah, kita bisa mengalami kemerosotan bathin dan bahkan terlahir di alam ashura. Orang yang mendalami ini sadhana-nya dalam keseharian harus sangat sangat kuat, agar bisa terhindar dari kemerosotan bathin. Karena itu para shakta yang memasuki jalan ini biasanya punya disumpah dengan sumpah melaksanakan dharma terlebih dahulu. Dan jalan ini tertutup, dirahasiakan, di Bali disebut sebagai ”aja wera” [tidak boleh diceritakan].

Terkait aspek praktis-ringkas-cepat yang dominan dalam Shakti Yoga, maka hubungan antara guru dan murid menempati bagian yang sangat penting. Seorang murid harus membuktikan tekadnya melalui latihan yang keras dan serius untuk mendapatkan pelajaran dari gurunya. Itulah sebabnya pada sebagian besar praktek Tantra, ajaran tidak diturunkan secara tertulis, melainkan diajarkan lisan dari guru kepada murid.


Kualitas seorang satguru [guru sejati] diulas dalam teks Shiva-Tantra :
“Shanto danto kuliinascha viniita shuddhaveshavan. Shuddadcdrii supratisthita shucirdaksah subuddhiman. Ashramii dhydnanistascha tantramantra vishdradah. Nigrahanugrahe shakto gururityabhidhiiyate”.

[Pengendalian dirinya sangat baik, sangat cermat dan sangat mahir dalam menaikkan kundalini, hidupnya bersih dan sederhana, kata-kata dan perilaku kesehariannya layak ditiru, memiliki sumber penghasilan yang benar dan jujur, pikirannya murni, ahli dan cerdas dalam mengajarkan sadhana, seorang kepala rumah tangga -bukan sanyasin-, mencapai tingkat tertinggi dalam praktek sadhana, ahli dalam pengetahuan Tantra dan Mantra. Mampu memberikan hukuman maupun hadiah kepada murid, hanya orang sedemikian itulah yang layak disebut guru].

Interpretasi : Seorang guru tidak hanya ahli dalam berbagai teori, tetapi juga dalam praktek dan sadhana, yaitu telah mencapai puncak dari sadhana tersebut [Jivan-Mukti]. Karena seorang guru harus mengajarkan murid yang kebanyakan berumah tangga, jadi yang terbaik dia pun haruslah seorang yang ada dalam kehidupan rumah tangga.

Kualitas seorang murid sejati juga diulas dalam teks Shiva-Tantra :
”Shanto viniito shuddhatma. Shraddhavana dharanaksamah. Samarthashca kuliinashca. Prajinah saccarito yatih. Evamadi gunaeryuktah. Shisyo bhavati nanyatha”.

[Seorang murid harus selalu siap melakukan perintah guru. Dia harus mempunyai pengetahuan tentang konsep dan memiliki pengendalian pikiran yang baik. Baik hati dan penuh kasih sayang, pikiran yang tenang-seimbang. Sederhana dan penuh rasa hormat kepada semua. Mempunyai ingatan yang tajam, sangat tabah, kompeten dalam praktek kundalini dan cerdas, adalah seorang murid yang ideal].

”Ksurasya dhard nishita duratyaya” [Jalan ini sangat kecil dan penuh resiko, setipis dan setajam mata tombak]. Interpretasi : seorang murid harus meniti dengan sangat hati-hati. Karena itu dia membutuhkan bantuan dan bimbingan guru di setiap langkahnya. Tanpa bimbingan guru, sedikit saja penyimpangan dilakukan dari ajaran-ajaran sang guru, tidak bisa dihindari lagi akan membawanya pada kesesatan atau kemerosotan bathin. Jadi untuk sebuah kesuksesan di jalan Tantra, guru sejati dan seorang murid sejati menjadi sangat penting.

Pada tulisan ini Rumah Dharma akan menjelaskan sekilas saja dan sangat tidak lengkap. Karena Shakti Yoga ini harus dibahas dan dibabarkan dengan sangat hati-hati. Ini hanya sekilas info untuk sekedar mengenalkan bagian rahasia dari Hinduism ini.

LANDASAN DASAR SHAKTI YOGA

Pasti ada yang bertanya, bagaimana landasan dasar cara kerja Shakti Yoga ini ? Kita musti melihat kembali awal mula keberadaan kita sebagai mahluk yang terbentuk dari Prakriti. Prakriti dalam bahasa manusia yang paling mendekati adalah energi. Jadi Prakriti bisa disebut sebagai divine energy [energi ilahi]. Setiap kejadian material [fisik] dan energi adalah perwujudan dari dinamika Prakriti [fenomena alam materi], termasuk yang terjadi pada setiap lapisan tubuh [kosha] kita -lapisan badan dan lapisan pikiran-. Prakriti menjadi sumber asal dari apapun yang bersifat material [fisik] dan energi.

Shakti Yoga adalah jalan yang menggunakan bagian murni dari Prakriti [energi] ini untuk kembali ke awal, kembali kepada identitas diri kita yang sejati. Menemukan kembali energi murni pembentuk diri kita. Bisa dikatakan sebagai memutar-balikkannya kembali, dengan memanfaatkan bagian murni dari energi ini [apa yang membuat kita berada disini sebagai mahluk]. Ini adalah cara yang canggih dibandingkan cara lainnya, tingkat tinggi, tapi sekaligus juga memiliki resiko bahaya. Ibarat kita naik mobil melewati jalan tol, sampainya sangat cepat, tapi kalau mengalami kecelakaan akan menjadi sangat berbahaya.



DUA CONTOH AJARAN TERKAIT SHAKTI YOGA

1. Tantra

Tantra adalah ajaran yang sudah sangat tua dan sudah berkembang sejak jaman Veda. Tantra adalah percepatan penyatuan Shakti dan Shiva.  

Keseluruhan alam semesta adalah bhuwana agung dan manusia adalah alam semesta mini [bhuwana alit]. Apa yang ada pada alam semesta juga ada pada manusia dan hukum-hukum yang berlaku pada alam semesta [hukum Rta] juga berlaku pada manusia. Dalam tubuh manusia, Shakti disebut Kundalini. Energi ini terletak pada dasar saraf tulang belakang. Bagian kundalini dari Tantra adalah untuk membangkitkan energi kosmik [shakti] ini dan menyalurkannya pada chakra-chakra sehingga bisa menyatu dengan Shiva di cakhra mahkota. Dari dualitas Shakti-Shiva, kembali manunggal, penyatuan dengan yang maha-absolut. Dengan penyatuan ini pembebasan direalisasi. Inilah pengalaman spiritual yang tertinggi : penyatuan individu dengan keseluruhan yang ada, moksha [manunggaling kawulo lan gusti].

Bagian inti dari praktek Tantra

- Kundalini

Kundalini adalah pengetahuan rahasia yang sumber aslinya adalah dari Tantra-Shiva atau Shakta-Shiva, yang sudah ada sejak sebelum jaman Veda. Karena ajaran Tantra sangat rahasia, kalangan umum tidak banyak yang mengetahuinya [khususnya pada jaman dahulu]. Akan tetapi pada jaman sekarang ini ajaran ini sudah mulai menyebar dan mendunia, walaupun kemudian seringkali terjadi penyimpangan ajaran, seperti komersialisasi dan pendangkalan ajaran.

Sebagian orang menggunakan istilah khusus ”Kundalini Yoga” untuk jalan yoga yang memfokuskan diri pada pengaktifan kundalini. Padahal sebenarnya semua jalan yoga sudah pasti akan membangkitkan kundalini. Sehingga sebenarnya semua jalan yoga adalah kundalini yoga. Dalam penjelasan yang paling sederhana, ketika kita menggunakan istilah ”pengendalian diri”, sebenarnya kita sedang menguraikan simpul-simpul energi penghalang [granthi] dalam tubuh dan menyeimbangkan ida dan pingala. Ajaran Tantra adalah yang pertama kali memahami rahasia ini dan secara khusus mentransformasikan energi-energi tadi ke bentuknya yang suci dan sakral. Kalau biasanya kita perlu waktu lama dan bertahun-tahun untuk ”mengendalikan diri”, Tantra secara langsung memfokuskan diri ke permasalahan yang sebenarnya. Sehingga nantinya Shakti bisa menyatu dengan Shiva di cakra mahkota.

Berikut beberapa pengetahuan penting dalam kundalini :

Kundalini adalah api energi kesadaran berupa gulungan yang terletak pada chakra pertama di pada dasar saraf tulang belakang.

Cakra adalah titik pusat-pusat kesadaran yang berada sepanjang  poros tulang belakang. Terdapat tujuh cakra dalam tubuh halus kita. Ketika kundalini dibangkitkan, dia tidak lagi menggulung tapi menjalar keatas laksana ular api yang menyala, mendobrak setiap cakra, sampai akhirnya Shakti [kundalini] menyatu dengan Shiva di Cakra Mahkota.
Nadi adalah jaringan-jaringan halus dalam tubuh kita. Diantara ribuan nadi terdapat 14 nadi yang penting, tapi yang terpenting adalah Ida, Pingala dan Sushumna. Ida adalah saluran kiri, energi feminim yang dingin. Pingala adalah saluran kanan, saluran maskulin yang panas. Sushumna adalah saluran tengah.

Granthi adalah tiga simpul energi penghalang dalam urat saraf kita yang terletak di sepanjang Sushumna, yaitu : Brahma Granthi, Vishnu Granthi dan Rudra Granthi.



Pembangkitan kundalini dapat dilakukan dengan cara mandiri yang memakan waktu bertahun-tahun atau pembangkitan dengan cara shaktipat [anugerah dari satguru]. Pembangkitan kundalini bisa menyebabkan sindrom kundalini akibat dari pembersihan pada setiap cakra dan pendobrakan granthi pada saat kundalini bangkit. Ini banyak terjadi karena saat dibangkitkan, ida dan pingala tidak dalam kondisi seimbang, tubuh tidak kuat dan bathin kurang bersih. Efek yang terjadi bisa bermacam-macam, baik secara fisik ataupun secara psikis [emosional].

Efek yang paling umum terjadi adalah kita merasakan energi yang panas atau dingin atau getaran halus mulai dari ujung tulang ekor sampai ke cakra mahkota. Beberapa bisa bermanifestasi pada fisik seperti : tubuh bergetar, gerakan yang halus namun tidak beraturan, melompat, kejang, bahkan ada yang tanpa keinginan dapat bergerak membentuk mudra tertentu meskipun belum pernah dipelajari sebelumnya. Efek-efek secara psikis [emosional] juga bisa terjadi seperti : rasa sedih sampai menangis, rasa gembira sampai tertawa atau berteriak sekuat tenaga. Efek lainya adalah efek niskala dimana kita mendadak memiliki kepekaan yang luar biasa, dapat merasakan dan melihat energi, saat meditasi melihat cahaya atau warna-warni, atau pergi ke alam-alam halus.

Efek paling parah adalah ini bisa menyebabkan kita gila. Inilah salah satu sebab mengapa murid yang tepat menemukan guru pembimbing yang tepat adalah faktor kunci yang sangat menentukan dalam Tantra. Sehingga dalam tradisi Tantra, hubungan guru-murid sangatlah penting. Sesungguhnya simtom-simtom ini sangat tergantung pada diri kita sendiri juga. Bagi orang yang bathinnya bersih dan tubuh fisiknya cukup kuat, yang memiliki keseimbangan energi [ida dan pingala] dalam dirinya, yang mungkin dirasakan adalah merasa ringan seperti melayang dan kedamaian yang luar biasa. Guru yang benar akan membimbing dan membantu muridnya menyeimbangkan ida dan pingala, penguatan tubuh fisik, dan pemurnian lainnya sebelum kundalini dibangkitkan. Proses ini bisa dilakukan melalui hatha yoga, meditasi, sumpah melaksanakan dharma, dll.

- Mantra Yoga [Japa Mantra]

Kalau membaca Veda, kita akan mengetahui bahwa sebagian isi Veda adalah berbentuk mantra. Setiap mantra adalah ”ditemukan” [tidak dibuat] oleh para Maharsi melalui pengalaman kosmik mereka masing-masing, lalu dipersembahkan kepada dunia melalui Veda dan Vedanta.

Kata mantra berakar dari bahasa sansekerta ”mantrana” yang berarti petunjuk atau pembimbing. Mantra adalah susunan kata berpengaruh yang sakral, yang mana menghasilkan dampak tertentu bagi tubuh fisik dan pikiran ketika dilantunkan dengan penuh bhakti dan konsentrasi. Sehingga menghasilkan vibrasi energi spiritual. Setiap satu susunan mantra terdiri dari : Matra [ukuran yang mengatur nada suara], Devata [mahluk-mahluk alam luhur] atau Brahman [maha-kesadaran kosmik], Bija [benih yang menambahkan kekuatan pada mantra], Shakti [energi yang berbentuk mantra] dan Kilakam [pilar pendukung yang membuat mantra menjadi kuat].

Tidak hanya setiap susunan mantra memiliki makna, tujuan dan guna. Setiap unsur kata juga. Misalnya pada kata Hara [kata akustik untuk memuja Shiva]. Ha menunjukkan ruang etherial dan ra menunjukkan segala bentuk energi seperti krya shakti, energi listrik, energi magnetik, dll. Jadi ha + ra berarti : "entitas yang mengontrol seluruh ruang ether dan mengontrol seluruh energi di alam semesta”.

Pengucapan mantra yang berulang-ulang disebut Japa Mantra. Ini adalah jalan yang sangat tua, yang sudah ada sebelum Veda dituliskan sebagai teks. Japa mantra terutama sangat berguna bagi para sadhaka yang masih gelap bathinnya. Karena Japa Mantra adalah cara paling gampang dan paling aman untuk pratyahara [penarikan indriya-indriya dan pikiran], dari kesadaran dunia material menuju kesadaran sejati. Melalui pengulangan mantra, kita memutar-mutar ulang intisari kesadaran dalam diri. Ini menuntun kita menuju kebangkitan kesadaran dalam diri.

Mantra adalah suara dan ketika suara [mantra] ini dilantunkan berulang-ulang, vibrasinya bergetar secara simultan dalam diri individu dan sistem kosmik. Ketika pada suatu titik kita berhasil membangun kesejajaran antara vibrasi dalam diri individu dengan vibrasi sistem kosmik, kita dapat merealisasi mantra siddhi [seperti samadhi dalam meditasi].

Catatan : Mantra Yoga bisa masuk Bhakti Yoga ataupun Raja Yoga. Tapi pada dasarnya ini adalah sebentuk meditasi juga. Sehingga untuk pedoman dasar pelaksanaannya bisa dibaca pada tulisan ”Pohon Raja Yoga”.

- Yajna [persembahan] disertai Puja Bhakti memuja Ista-Devata, terutama Shiva atau Shakti beliau [Durga, Kali, dll]

Melaksanakan persembahan bagi para Shakta Tantra adalah tugas suci dan istimewa. Puja Bhakti ini dilakukan dengan berbagai cara [misalnya : upakara-upakara kita di Bali, Agni Hotra, dll].

Di alam semesta ini ada energi suci yang disebut Amrta. Amrta adalah energi hidup yang ada sebagai akibat adanya dinamika perputaran alam semesta yang dijaga kestabilannya oleh para Dewa dengan menggunakan sarana dasar Kurma atau Kura-Kura [simbolik api] dan Naga [simbolik air]. Atau dalam bahasa yang lebih mendasar lagi adalah energi panas dan energi dingin. Energi hidup yang disebut Amrta ini adalah energi yang sangat murni dan suci, yang tidak bisa lain tempatnya adalah di pusat alam Satya Loka.

Amrta adalah energi yang sangat dibutuhkan untuk evolusi bathin oleh semua jiwa, termasuk jiwa-jiwa yang suci dan para dewa-dewi di empat lapisan pertama alam Svah Loka. Apabila kita berhasil mempersembahkan Amrta itu kehadapan para dewa-dewi tersebut, maka sebagai anugerah permohonan kita akan dikabulkan [misalnya memohon kesuburan alam, keharmonisan, dll]. Kalau kita tidak memiliki permohonan, maka kita akan diberi anugerah menempati salah satu alam Svah Loka [ketika kita meninggal nanti].

Dengan memenuhi persyaratan, prinsip-prinsip dan aturan tata cara tertentu, kita pun dapat memohon Amrta itu, baik untuk kepentingan diri sendiri maupun untuk kepentingan mahluk lain. Inilah pengetahuan rahasia yang diketahui oleh para Shakta Tantra melalui puja bhakti dan persembahan. Persyaratan mutlak yang diperlukan adalah dengan mempersembahkan makanan, minuman, api, tirta [air suci], dll, yang dapat menghidupkan semua yang berjiwa, sebagai bahan dasar pengganti Amrta yang dimohon itu. Semakin bersih dan tulus bathin kita dalam melaksanakan puja bhakti dan persembahan, maka semakin murni pula Amrta yang diperoleh, karena atman sang pemohon dapat masuk ke alam-alam yang lebih suci.



Untuk mendapatkan Amrta itu, pemohon harus masuk ke alam Satya Loka dan untuk itu seorang Shakta Tantra harus mengetahui mantra-mantra dan stawa yang diperlukan. Lebih khusus lagi harus mengetahui siapa dewa atau dewi penguasa alam tersebut [kepada siapa dimohonkan ijin, yang paling umum adalah Dewa Shiva], serta mengenal sifat-sifat khusus dari masing-masing alam yang dimasuki tersebut. Setelah melakukan proses penyucian pikiran berulang-ulang [ada tata cara tertentu], akhirnya atman sang pemohon bersama-sama bahan persembahannya dapat mencapai alam Satya Loka guna mendapatkan Amrta yang diperlukan itu.

- Yantra atau Mandala

Kata yantra dalam bahasa sansekerta berarti alat tenun, mesin atau alat secara umum. Yantra atau mandala merupakan gambar matriks yang saling bertautan berbentuk figur-figur geometris, lingkaran, segitiga dan pola bunga berbentuk fraktal. Yantra dirancang sebagai gambar sakral yang bisa mewujudkan visi multi dimensi bagi praktisi Tantra.



Yantra berfungsi sebagai kanal [saluran] dengan para dewa dan kanal bagi pengungkapan kebenaran kosmik. Yantra sebagai tehnologi spiritual, mungkin tepat dibayangkan sebagai alat pemetaan alam bathin, yang bisa membantu mengungkapkan secara visual bentuk-bentuk yang berlimpah-limpah di  alam semesta. Yantra mewujudkan gambar mistik cetakan konsep jejak-jejak dinamis [atau katakan saja password] dari misalnya : alam semesta, kesadaran, para dewa-dewi, dll.

Yantra bisa digunakan dengan efektif oleh para shakta melalui darshana dan samyama. Tapi manfaatnya juga bisa segera dirasakan bagi para shakta pemula yang memiliki ketaatan pada guru, bathin yang bersih dan maksud yang baik.

- Meditasi dan pengalaman-pengalaman niskala.

Di tingkat-tingkat awal belajar Tantra, murid diminta menyembah Dewa. Di tingkat berikutnya, bersahabat dengan Dewa. Selanjutnya rahasia.

2. AJI PANGLIYAKAN [Tantra Tradisional Bali]

Bali adalah Pulau Tantra. Di Pulau Tantra ini kata leak sudah sangat akrab bagi telinga banyak orang. Leak sebenarnya adalah salah satu aliran dari ajaran Tantra. Sayangnya karena ajaran leak cenderung tertutup dan rahasia [seperti umumnya ajaran Tantra], di Bali dikenal dengan ”aja wera” [tidak boleh diceritakan], akibatnya banyak yang salah paham dan cenderung mengidentikkan leak dengan hal-hal negatif. Seperti ilmu untuk menyakiti, memakan mayat manusia di kuburan, berubah wujud menjadi yang seram-seram, dll. Ini pemahaman yang tidak sepenuhnya benar.

Aji pangliyakan pada dasarnya adalah ajaran dharma [Tantra] yang bertujuan untuk merealisasi kamoksan [pembebasan], yaitu pembangkitan energi dalam diri dengan sarana aksara suci. Dalam aksara Bali tidak ada huruf leak, yang ada adalah : LIYA AK yang berarti lina aksara [memasukkan dan mengeluarkan kekuatan aksara dalam tubuh melalui cara-cara tertentu]. Energi aksara ini disebut Panca Gni Aksara [Lima Huruf Api]. Karena ketika mencapai puncaknya akan mengeluarkan cahaya [jyoti, teja] melalui lima pintu indra tubuh, yaitu : telinga, mata, mulut, ubun-ubun dan alat kelamin. Sehingga seolah-olah mengeluarkan api [ngendih].

Lima aksara tersebut adalah Si, Wa, Ya, Na, Ma.
  - Si adalah energi manifestasi Hyang Parama Acintya [Tuhan].
- Wa adalah energi anugerah.
- Ya adalah energi jiwa.
- Na adalah energi kekotoran bathin yang menutupi kesadaran.
- Ma adalah energi ke-aku-an [ahamkara] yang membelenggu kesadaran.

Tidak mudah mempelajari aji pangliyakan, ilmu ini sangat rumit dan sangat rahasia. Agar jalurnya benar diperlukan bathin yang bersih. Karena itu sebelum belajar aji pangliyakan terlebih dahulu harus diketahui otonan kita. Hal ini sangat penting, karena dari otonan bisa diketahui karakter dasar orang tersebut. Dari sini seorang guru bisa berhati-hati memberikan pelajaran ini, karena kalau tidak murid akan celaka oleh ilmu ini.

- Secara singkat, inilah proses belajar Aji Pangliyakan

1. Murid harus mewinten [inisiasi] Brahma Widya [dalam bahasa lontar NGERANGSUKIN KAWISESAN], pada hari baik yang dipilih oleh sang guru.

2. Murid diperkenalkan dengan AKSARA. Setelah murid paham, pada saat kajeng kliwon enyitan, murid dan guru ke kuburan. Disini murid melepas seluruh busananya, tanpa sehelai benangpun, lalu oleh sang guru murid dirajah seluruh tubuh dari atas sampe bawah.

Setelah proses pembangkitan energi dalam diri dengan sarana aksara suci ini selesai, barulah murid disebut sah dan boleh diajarkan oleh sang guru. Kemudian murid disumpah oleh sang guru dengan 5 sumpah yang harus dilaksanakan dengan sangat ketat, yaitu :
- Hormat dan taat dengan ajaran yang di berikan oleh guru.
- Selalu melakukan japa mantra [mantra yoga] memuja Dewa Siwa dan Dewi Durga [Shiva dan Shakti].
- Tidak boleh menggunakan ilmu ini untuk menyakiti dan selalu menjalankan dharma.
- Tidak boleh mengeluarkan ilmu ini kalau tidak terpaksa [membela diri].
- Tidak boleh memakan daging hewan berkaki empat dan tidak boleh melakukan aktifitas seks [bagi yang belum menikah] atau tidak boleh selingkuh [bagi yang sudah menikah].

3. Murid diajarkan Pranayama, bagaimana mengendalikan pernafasan [dalam bahasa lontar MEKEK ANGKIHAN].

4. Murid diajarkan visualisasi, dibuka mata ketiganya [dalam bahasa lontar NINGALIN SANGHYANG MENGET].

5. Murid diajarkan tattwa tentang sadhana [praktik perilaku keseharian yang bersih], melindungi diri dengan dharma : welas asih dan kebaikan, bathin yang tenang-seimbang, bebas dari sad ripu [dalam bahasa lontar PENGRAKSA JIWA].

6. Murid diajarkan berbagai Asana dan Mudra, kombinasi antara gerak pikiran dengan gerak tubuh. Salah satu asana mirip sekali dengan Shiva Nataraja, karena itu di Bali orang yang belajar aji pangliyakan sering disebut NENGKLENG [berdiri dengan kaki satu].

7. Murid diajarkan meditasi [dalam bahasa lontar NGEREGEP]. Dengan duduk bersila tangan disilangkan di depan dada, sambil mengatur pernafasan sehingga pikiran kita tenang-seimbang dalam meditasi.

8. Murid diajarkan ngereh atau ngelekas, berada diluar badan, bagaimana cara melepas roh melalui kekuatan pikiran [dalam bahasa lontar MULIH SANGHYANG ATMA RING BAYU SABDA IDEP]. Hal ini adalah hal yang menjadi tugas spiritual seluruh penekun Tantra [apapun jalannya], yaitu belajar mati.



Tepat jam 12 malam kita diwajibkan untuk meditasi sambil mencoba melepas atman dari tubuh fisik. Ketika ini dilaksanakan, kita akan melihat tubuh fisik kita terbujur kaku tanpa daya, namun kesadaran kita sudah pindah ke badan halus. Disinilah kita disebut berhasil dalam aji pangliyakan. Tapi ini cukup berbahaya kalau bathin tidak bersih dan tidak waspada, karena kalau bathin tidak bersih kita bisa keliru atau bahkan kita bisa tersesat di alam halus. Kalau sampai tersesat dan lama, bisa mati suri atau bahkan mati.

Kalau dilaksanakan dengan benar dan dengan dasar bathin dan keseharian yang bersih, maka energi yang dibangkitkan dalam diri kita serta sensasi-sensasi meditasi dalam aji pangliyakan akan sangat membantu percepatan pembersihan bathin kita. Tapi energi shakti dan sensasi-sensasi meditasi itu sendiri bukanlah tujuan, hanya metode yang digunakan untuk menuju pembebasan [moksha].

- Mengapa Leak identik dengan kuburan

Dalam tradisi Tantra, sebagian aktifitas penganut Tantra memang dilakukan di kuburan. Bagi orang awam ini menimbulkan prasangka dan tuduhan tidak berdasar dengan menyebut leak ke kuburan untuk memakan mayat atau meningkatkan ilmu hitam. Kalau kita membaca lontar “tatwaning ulun setra” kita akan tahu kalau kuburan adalah tempat yang paling baik bagi praktisi leak. Inilah sebabnya :

1. Kuburan adalah tempat yang ideal, karena selain sepi, kuburan juga adalah tempat suci. Ajaran Tantra umumnya adalah ajaran sangat rahasia, sehingga orang yang mempelajari ilmu ini harus di tempat yang sepi [jarang didatangi orang]. Kuburan adalah tempat suci dimana para roh berkumpul dalam pergolakan bathin dan pergolakan berbagai macam energi. Karena itulah dalam tradisi leak, seorang guru menginiasi dan merajah muridnya di kuburan.

2. Siapapun kita [orang kaya-miskin, terhormat-hina, cerdas-bodoh, sukses-gagal] semuanya akan berakhir di kuburan. Sehingga salah satu tugas praktisi Tantra adalah melakukan meditasi kematian di kuburan. Dalam Tantra ini disebut Meditasi Kavalika, belajar mati. Kalau kita rajin meditasi kematian, merenungkan kematian, melepas roh dari tubuh, kita bukan saja akan menemukan makna kehidupan disana, tapi sekaligus juga ketika kita mati kita sudah benar-benar sangat siap menyambut kematian. Di Jawa, tradisi Tantra ini di sebut tirakat.

3. Salah satu tugas dharma praktisi Tantra adalah membimbing roh-roh yang kebingungan di alam kematian menuju cahaya [jyoti] yang bisa mengantarnya ke alam-alam luhur [sesuai karma masing-masing]. Sehingga ketika ada orang baru meninggal, praktisi Tantra  wajib datang ke kuburan untuk setidaknya [minimal] memberikan berkah doa kepada yang meninggal. Sambil membawa kelapa gading untuk dipercikkan sebagai tirta, praktisi liyak memberi berkah doa : ”ong, gni brahma anglebur panca maha butha, anglukat sarining merta, mulihankene kite ring betara guru, tumitis kita dadi manusia mahutama, ong rang sah, prete namah’”.

4. Seperti halnya perkumpulan spiritual lainnya, pada hari-hari tertentu [umumnya malam kajeng kliwon] para shakta aji pangliyakan akan berkumpul untuk mengadakan puja bakti bersama memuja Shiva, Durga dan Bhairawi. Ini biasanya dilaksanakan di Pura Dalem, Pura Prajapati atau di Kuburan. Ini sering disalahpahami oleh orang awam sebagai sangkep leak.



- Tingkatan-tingkatan Leak
Leak mempunyai tujuh tingkatan sesuai dengan apa yang dipelajari yang didukung oleh kebersihan bathinnya sendiri, yaitu :

1. Liyak Barak [Brahma]. Leak ini baru bisa mengeluarkan cahaya merah api.
2. Liyak Bulan.
3. Liyak Pemamoran.
4. Liyak Bunga.
5. Liyak Sari.
6. Liyak Cemeng Rangdu.
7. Liyak Siwa Klakah. Leak inilah yang tertinggi. Sebab dari ketujuh cakranya bisa mengeluarkan cahaya sesuai dengan kehendak bathinnya.

- Penyimpangan Aji Pangliyakan

Salah satu aspek dari output belajar aji pangliyakan adalah membuat kita menjadi sakti. Setiap tingkatan leak mempunyai kekuatan tertentu. Di sinilah seorang shakta aji pangliyakan sering terjebak. Kalau bathin kurang bersih, apalagi emosi labil, ilmu ini akan berbalik merugikan kita, kita bisa terjebak menyalahgunakan ilmu ini untuk menyakiti. Karena itulah sang guru sangat sangat ketat dalam mengajarkan muridnya, murid harus dijaga sekali sadhana-nya.

Selain itu, dalam sejarahnya memang terjadi penyimpangan dalam aji pangliyakan ini. Muncul aliran yang memang spesial mempelajari ilmu untuk menyakiti. Ini disebut Pengiwa [artinya : tangan kiri], karena setiap menarik energi selalu memasukan energi dari belahan badan bagian kiri. Misalnya : teluh, desti atau nerangjana. Aji pangliyakan yang sebenarnya dimodifikasi dan dirancang ulang, khusus agar bisa membikin celaka, sakit, mati, dll, melalui aspek kekuatan pikiran yang gelap. Inilah aliran yang bersifat negatif, khusus belajar untuk bagaimana cara menyakiti orang. Sebabnya bisa macam-macam, seperti misalnya : balas dendam, iri hati, ingin lebih unggul, ingin disegani, dll.



Cara paling mendasar adalah dengan memancing orang lain agar dia emosi atau melakukan kesalahan pada kita. Setelah itu barulah ilmu ini bisa leluasa digunakan untuk menyakiti. Karena itu kita sebenarnya bisa saja menghindarkan diri disakiti oang dengan ilmu ini. Orang yang baik hati serta bathin dan kesehariannya bersih [tidak marah, tidak dendam, tidak sombong, tidak curigaan, tidak berpikiran negatif], apalagi rajin meditasi, sembahyang dan melukat, dijamin sampai capek dan berbuih mulut komat-kamit baca mantra, tidak akan bisa disakiti. Ini karena berlakunya hukum semesta, kekuatan pikiran yang gelap hanya akan bisa masuk dan bekerja pada pikiran yang juga gelap.

Sejatinya bagi praktisi pengiwa hal ini beresiko sangat besar dan sangat merugikan praktisinya. Karena dalam Shakti Yoga, kalau kita berpraktek secara salah, apalagi digunakan untuk menyakiti, setelah mati kita akan langsung meluncur ke alam bawah, ke alam para ashura.

PENUTUP

Penjelasan diatas hanya dua contoh dari ajaran-ajaran terkait Sakti Yoga. Banyak yang lain sebenarnya, terutama di Bali yang merupakan Pulau Tantra, seperti Aji Pangidep Ati, yaitu pembangkitan Panca Kanda : Kanda Pat Bhuta menjadi kaweruhan, Kanda Pat Rare menjadi kawisesan, Kanda Pat Dewa menjadi kesaktian, Kanda Pat Sari menjadi kadiatmikan dan Kanda Pat Atma menjadi kamoksan [pembebasan]. Atau contoh lainnya adalah Shiva Shidanta.

Inti dari Shakti Yoga ini adalah memanfaatkan energi semesta sebagai sarana [yang sangat cepat] guna merealisasi pembebasan. Hanya saja orang biasa seperti kita tidak usah berusaha memahami jalan-jalan Shakti Yoga secara mendalam, kecuali kalau kita memang mempelajari dan menekuninya. Sudah mempelajari dan menekuninya juga harus dengan bimbingan guru yang benar, karena beresiko dan berbahaya. Dalam kacamata orang biasa, banyak bagian dari ajaran Shakti Yoga mungkin akan kelihatan aneh atau diluar kebiasaan. Kita akan dibuat bingung atau berpikir keras, jadi lebih baik tidak usah dipikirkan. Terlebih lagi karena disini Rumah Dharma hanya menjelaskan Shakti Yoga sekilas saja dan sangat tidak lengkap. Hanya sekedar sekilas info saja untuk mengenalkan bagian rahasia dari ajaran Hindu.

Tapi ada bagian dari ajaran Shakti Yoga ini yang bisa dilakukan semua orang, bisa dilakukan oleh siapa saja, karena tidak ada bahaya atau resiko apa-apa, yaitu melukat. Kalau dilakukan dengan benar dan rutin, distribusi energi luhur dengan melukat bisa membantu evolusi bathin kita. Dari kotor menuju bersih, dari tidak seimbang menjadi seimbang, dari gelap menuju terang.

Rumah Dharma – Hindu Indonesia
12 Desember 2010


sumber :: http://www.facebook.com/rumahdharma

1 komentar: