Minggu, 17 Juni 2012

Shanti Parva



धर्म यो बाधते धर्मो न स धर्मः कुधर्मकः
अविरोधात्तु यो धर्मः स धर्मः सत्यविक्रम

"dharma yo badhate dharmo na sa dharmah kudharmakah
avirodhattu yo dharmah sa dharmah satyavikrama"

[Shanti Parva]

-Setiap dharma [agama atau kepercayaan] yang menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma [agama atau kepercayaan] lainnya, bukanlah dharma yang sesungguhnya, melainkan kudharma [dharma yang buruk dan palsu]. Dharma yang sesungguhnya adalah dharma yang berkembang [disebarkan] tanpa mengusik dharma lainnya.-

JANGAN MENGHINA AGAMA ATAU KEPERCAYAAN LAIN

Ada tiga sebab mengapa dalam ajaran dharma dilarang keras untuk menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma [agama atau kepercayaan] lainnya :

1. Dharma [agama atau kepercayaan] yang menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma lainnya, mengotori bathin penganutnya dengan ego religius, kesombongan dan sikap antipati [permusuhan]. Alih-alih membebaskan, malah menciptakan belenggu baru.

2. Dharma [agama atau kepercayaan] yang menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma lainnya, akan mendorong penganutnya juga untuk menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma lainnya. Hal ini sangat berbahaya karena menghasilkan karma buruk bagi penganutnya [KHUSUSNYA KALAU AJARAN YANG DIHINA ITU ASLI], dimana dalam roda samsara akan menjadi sangat sulit bertemu atau memahami guru asli atau ajaran-ajaran asli.

Hal ini lebih-lebih ditekankan lagi kalau kita seorang guru spiritual. Kalau punya 40 murid, berarti 40 orang bathinnya kita kotori dengan ajaran yang kudharma. Kalau punya 1.000 murid, berarti 1.000 orang bathinnya kita kotori dengan ajaran yang kudharma. Dst-nya. Silahkan dipikirkan sendiri, berapa banyak-kah karma buruk yang akan dihasilkan ? Baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Sehingga seorang guru harus membuang ego-nya jauh-jauh, untuk menghindari akumulasi karma buruk yang sangat banyak. Agar nanti setelah mati dia tidak langsung meluncur ke alam para ashura.

3. Dharma [agama atau kepercayaan] yang menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma lainnya, akan mendorong penganutnya juga untuk menyalahkan, menghina atau menciptakan konflik dengan dharma lainnya. Hal ini sangat berbahaya, karena pasti akan menimbulkan kekacauan dan ketegangan kosmik.

Dharma mengajarkan, kalau kita bertemu dengan suatu agama, ajaran atau kepercayaan yang menurut kita salah atau tidak sesuai dengan apa yang kita percaya, jangan sekali-sekali menyalahkan, menghina apalagi menciptakan konflik. Cepat-cepatlah katakan ke diri sendiri : BUKAN AGAMA, AJARAN ATAU KEPERCAYAAN ITU YANG SALAH, MELAINKAN SAYA YANG BELUM MEMAHAMINYA.


DHARMA SELUAS SAMUDERA

Ada dua hal yang layak diketahui untuk bisa memahami begitu banyaknya di dunia ini ada marga [jalan, cara, metode], yaitu :

1. Bagaimana bathin kita bisa tersambung rapi dengan sebuah marga [jalan, cara, metode] dipengaruhi oleh dua hal, yaitu : putaran karma kita sendiri dan tingkatan bathin kita sendiri.

Rasakan di dalam bathin kita sendiri, marga yang mana yang paling membimbing bathin kita menjadi sejuk dan damai. Kalau sudah ketemu, gunakanlah marga tersebut. Karena dalam perputaran samsara [kelahiran kembali yang berulang-ulang], setiap orang tingkat evolusi pertumbuhan spiritualnya berbeda. Ibarat sekolah : ada yang terakhir meninggal masih di tahap SD, sehingga reinkarnasi kembali dia musti melanjutkan SMP. Ada yang terakhir meninggal masih di tahap SMP, sehingga reinkarnasi kembali dia musti melanjutkan SMA. Menggunakan marga yang terlalu di belakang, hambar, tidak terasa. Sebaliknya, menggunakan marga yang terlalu maju, juga hambar, tidak terasa. Kalau marga [jalan, cara, metode] kita hambar, tidak terasa, ada dua kemungkinan : mungkin marga itu terlalu maju atau marga itu terlalu di belakang dibandingkan dengan tingkat evolusi pertumbuhan jiwa kita.

2. Pendakian menuju puncak spiritualitas itu sangat mirip dengan mendaki gunung. Ketika sudah sampai di puncak gunung [puncak spiritualitas] barulah kita bisa memahami bahwa ada banyak sekali marga [jalan] untuk menuju puncak gunung yang sama.

Ada yang melewati lereng utara yang penuh semak belukar, ada yang melewati lereng selatan yang merupakan hutan lebat, ada yang melewati lereng timur berupa jalan setapak melewati padang rumput, ada yang melewati lereng barat yang naik-turun melewati lembah dan lereng tinggi. Dsb-nya. Tapi jalan manapun yang ditempuh, semuanya akan sampai di puncak yang sama. Hanya keserakahan orang bodoh sajalah yang mengatakan hanya ada satu jalan yang paling benar.

Semoga ada kedamaian di langit
Semoga ada kedamaian di luar angkasa
Semoga ada kedamaian di bumi
Semoga air menjadi sumber kedamaian
Semoga tanaman obat menjadi sumber kedamaian
Semoga tumbuh-tumbuhan menjadi sumber kedamaian
Semoga para dewa-dewi melimpahkan kedamaian kepada kita
Semoga Brahman [Tuhan] melimpahkan kedamaian kepada kita
Semoga semua mahluk ada dalam kedamaian
Semoga ada kedamaian dimana-mana
Semoga ada kedamaian dalam bathin saya

[Ayur Veda 36.17]

Rumah Dharma - Hindu Indonesia
16 November 2011


sumber :: http://www.facebook.com/rumahdharma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar