Rabu, 27 Juni 2012

Tips menghapus Sad Ripu Bag. 6 : MOHA [Bingung / Putus Asa / Resah / Takut]


Rasa bingung, putus asa, resah atau takut merupakan reaksi bathin terhadap apa yang disebut oleh pikiran sebagai bahaya hidup ataupun juga ketidakpastian. Sebuah perkawinan yang membosankan, gangguan kesehatan yang kronis, pengangguran yang berkepanjangan, masalah keuangan, dll. Ketika tampaknya keadaan buruk yang kita alami, tidak akan pernah membaik. Akan tetapi kita harus sadar bahwa hidup ini memang demikian adanya. Dalam kehidupan semua orang melewati bahagia dan sengsara, pernah dipuji dan direndahkan, melewati sakit dan sehat, pernah sukses dan gagal, dll. Karena demikianlah kehidupan.

Dalam ajaran dharma, munculnya perasaan gelisah, bingung, bosan, putus asa, resah atau takut, itu tanda-tanda di dalam bathin kita masih ada banyak noda. Noda manapun kita tidak punya pilihan lain selain dibersihkan. Dalam bahasa kosmik, munculnya moha membawa pesan yang jelas bahwa kita telah jauh dari realitas diri yang sejati. Karena jika semua tindakan kita lakukan dengan bathin yang cukup bersih saja, maka benih-benih moha lenyap dengan sendirinya.

BAGAIMANA MENGATASI MOHA

1. Dayadvham dan Datta : Welas asih dan kebaikan.

Pada umumnya, dasar pertama penyebab moha adalah karena sikap mementingkan diri sendiri, baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita sangat kurang memiliki sifat kerelaan diri, untuk kebahagiaan mahluk lain. Sehingga mengembangkan sifat penuh welas asih dan kebaikan [tanpa syarat] adalah sarana terbaik untuk melenyapkan moha.


Apapun yang terjadi dalam kehidupan, sifat welas asih kita tidak boleh berkurang sedikitpun. Sayangi, sayangi dan sayangi siapa saja dan apa saja. Menyayangi orang yang baik sama kita, itu manusia biasa – tapi bisa menyayangi orang yang jahat dan menyakiti kita, itu tanda-tanda bathin yang mulai berevolusi menuju pembebasan. Penting sekali memupuk rasa kasih sayang dalam hidup, karena dengan demikian bathin kita selalu lebih rela, terbuka dan lebih jernih.

2. Manacika : Berpikir positif.

Pada umumnya, dasar kedua penyebab moha adalah karena sikap suka membandingkan dan menilai segala sesuatu dengan untung-rugi. Sehingga apapun yang kita lakukan dan apapun yang terjadi dalam hidup, jangan lupa untuk berpikir positif. Terutama karena semua pemikiran dan perasaan kita berawal dari pikiran. Misalnya :

- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan lihat perbuatannya, tapi lihat dia sebagai orang baik yang sedang mengajarkan dan membuat kita menjadi sabar dan bijaksana.
- Ketika bertemu orang yang jahat sama kita, jangan merasa dirugikan, tapi lihat dia sebagai orang baik yang sedang memberi kita kesempatan membayar hutang karma.
- Ketika kita sedang mengalami kesulitan keuangan, jangan lihat sengsara-nya, tapi lihat hal itu sebagai kesempatan untuk belajar banyak menahan diri dan mengendalikan diri, belajar rendah hati, menumbuhkan simpati kepada mereka yang serba kekurangan dan belajar memahami makna kehidupan. Karena beban hidup yang sangat berat bisa membimbing kita menuju pemahaman hidup yang terang, asalkan kita sabar, nrimo dan tetap damai.
 - Ketika kita sedang mengalami kegagalan, jangan lihat sebagai ketidakmampuan, tapi lihat bahwa hidup sedang memberi kita pembelajaran agar kita bisa menjadi lebih baik lagi.
- Dll.

Ketika kita terbiasa berpikir positif pada setiap kejadian, hidup kita akan banyak diselamatkan dari kejadian-kejadian yang lebih buruk. Sekaligus bathin kita akan menjadi bersih dengan sendirinya.

3. Santhosa : Belajar menerima hidup sebagaimana adanya dengan hati damai dan tenang.

Hidup ini adalah karma yang berputar. Dalam putaran hukum karma, tidak ada suatu akibat yang akan timbul tanpa adanya sebab yang nyata. Kita mendapatkan yang baik karena karma masa lalu dan karma saat ini kita juga baik.

Dalam putaran karma, hidup ini adalah perubahan. Tapi terkadang kita sulit untuk menerimanya, padahal perubahan tidak bisa dihindari. Lihatlah kehidupan, setiap pertemuan dengan seseorang pasti akan berakhir dengan perpisahan, ketika kita memiliki sesuatu cepat atau lambat kita akan berpisah dengannya, setiap jabatan atau profesi suatu saat juga harus berakhir [paling tidak karena pensiun], dll. Lihatlah manusia, semakin tua dia semakin lemah, jelek dan keriput. Kita harus mampu menerima dengan damai setiap perubahan dalam hidup, karena memang demikianlah kehidupan. Kita tidak bisa mengubahnya, yang bisa kita ubah adalah sikap bathin kita sendiri.

Sukses atau gagal, bahagia atau sedih, bukanlah suatu hal yang akan menghentikan roda kehidupan untuk berputar. Hadapi setiap permasalahan. Berhentilah menghujat diri ketika kita gagal atau melakukan kesalahan. Terima segala kekurangan diri kita dengan riang dan miliki terus kemauan untuk tetap belajar dan berusaha dengan hati yang damai dan tenang.

4. Svadharma : Laksanakan tugas-tugas kehidupan [svadharma] kita.

Kerja adalah salah satu sarana yang baik untuk memahami sang diri dan kehidupan. Sebab dengan bekerja kita “berkomunikasi” dengan diri kita sendiri secara intens. Melarikan diri dari masalah, penolakan akan tugas-tugas kehidupan kita saat ini akan menjauhkan bathin kita dari kebahagiaan dan kedamaian. Hanya melaksanakan kerjalah yang bisa membebaskan kita, bukan menolak untuk bekerja dan tenggelam dalam rasa frustasi.

Sederhanakan hidup kita. Jangan membuang waktu dan energi pada kegiatan remeh yang tidak penting bagi kita. Apalagi sampai terjerumus kepada pergaulan negatif dan perilaku negatif seperti mabuk-mabukan, dll. Karena hal itu bukannya membebaskan kita, malah menjerumuskan dan menambah banyak masalah. Jalani hidup dengan fokus menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi prioritas utama kita di saat ini. Kerjalah dan laksanakan tugas kita dengan dengan sebaik-baiknya, tapi apapun hasilnya terima dengan bathin damai.

5. Yoga : Banyak-banyak meditasi, sembahyang atau melukat.

Aktifitas dharma seperti meditasi, sembahyang dan melukat, adalah sebuah kekuatan "penyembuhan bathin" bagi diri kita. Ini bisa menjadi aktifitas pendukung yang efektif bagi kita guna melenyapkan moha.

Selamat datang di jalan dharma yang sesungguhnya.

Rumah Dharma - Hindu Indonesia
Anggarkasih Medangsia
28 Desember 2010

sumber ::http://www.facebook.com/rumahdharma

1 komentar: